Asep mengantar neneknya yg sudah pikun berobat ke dokter, naik sepeda motor.
Asep: “Saya tunggu diluar ya nek!”
Asep: “Saya tunggu diluar ya nek!”
Nenek: “Ya sabar !”
Asep: “Ayo nek, naik boncengan, jangan lupa pegangan yang erat ya!”
Nenek: “Iya, ini juga nenek sudah pegangan erat koq!”
Asep: “Jangan lupa pegangannya yang erat ya, nek !!!! (kata Asep lagi mengingatkan)
Nenek: “Iya, nenek sudah pegangan yang erat, cerewet amat she!!!” (kata nenek rada kesal)
Asep: “Ok, kalo begitu kita berangkat ya, nek!”
Nenek: “Iya, ini juga nenek sudah pegangan erat koq!”
Asep: “Jangan lupa pegangannya yang erat ya, nek !!!! (kata Asep lagi mengingatkan)
Nenek: “Iya, nenek sudah pegangan yang erat, cerewet amat she!!!” (kata nenek rada kesal)
Asep: “Ok, kalo begitu kita berangkat ya, nek!”
Asep lalu mulai meng-gas motornya, lalu terdengar benda jatuh BRUAAAAKKKK!!!!!
Asep kaget, lalu menoleh ke belakang, ternyata si nenek terjatuh dari motornya.
Asep kaget, lalu menoleh ke belakang, ternyata si nenek terjatuh dari motornya.
Asep: “Lho koq bisa jatuh sih, nek? Kan tadi udah aku kasih tau pegangan ya????“
Nenek: “Huft nenek malah pegangan yang kenceng koq!!!!”
Asep: “Memangnya nenek pegangan dimana?”
Nenek: “Di pagar rumah!”
Asep: “Capek deh, dasar nenek pikun.”
Nenek: “Huft nenek malah pegangan yang kenceng koq!!!!”
Asep: “Memangnya nenek pegangan dimana?”
Nenek: “Di pagar rumah!”
Asep: “Capek deh, dasar nenek pikun.”
Nenek: ”@#$@#%!”
1 comments:
Ha Ha Ha
Post a Comment