Tuesday, April 13, 2010

Hari pertama Ujian Nasional (UN)

Hari ini hari pertama aku mengikuti ujian nasional tingkat SMU tahun ajaran 2008/2009, entah kenapa hari ini aku ingin bawa motor dengan maksud agar sampai di sekolah kurang dari 15 menit sebelum bel masuk pukul 06.45. Aku tinggal di daerah depok sedangkan sekolahku di Pasar Minggu, ya lumayan jauh dan biasanya aku naik angkutan umum. Karena hari ini hari pertama UN aku tidak ingin telat dan biasanya dalam seminggu ada saja hari dimana aku telat masuk. Setelah berkemas dan rapih aku berangkat.

“Assalamualaikum,,, berangkat dulu bu!”
“Walaikumsalam,,, hati-hati ya jangan lupa berdoa dulu!” jawab ibu.
“Iya” sambil mencium tangan ibu.

“Bismillahirahmaanirahiim…”.

Segera saja aku berangkat, sudah setengah perjalanan ngga tahu kenapa motorku terasa berat dan lambat bahkan tidak ratanya lintasan aspal terasa dipinggang….
“Astagfirullahalazim,,, ternyata ban belakangnya kempes.”
Aku tepikan motornya sambil kulihat-lihat bannya. Kemudian kuraba-raba tasku mencari dompet sampai kubongkar tasnya dompet itu tidak ketemu juga hingga seluruh badanpun kuperiksa ternyata dompetnya jatuh/ketinggalan.
“Ya Alloh ini kedua kali kau beri cobaan hari ini… “.
Kutelpon ibu dirumah, kutanyakan 
“Apakah dompetku tertinggal?” dan benar saja dompetku masih diatas meja kamar.
Akhirnya dengan sedikit lemas dan gelisah karena harus mendorong motor hingga ke bengkel/tambal ban, sesekali kulihat jam dan rasa cemaspun hinggap karena takut telat sehingga tidak bisa mengikuti UN.
“Ya Alloh berilah hambamu ini kemudahan….”
Setelah kurang lebih berjalan 10 menit dihadapanku ada sebuah tempat tambal ban, aku berhenti sejenak dan berpikir 
“Apakah dia mau menambal ban motorku tanpa bayaran alias gratis?” 
“Pasti dia tidak mau karena tidak ada duitnya karena jaman ini semua diukur dengan duit.” 
Aku semakin ragu tapi dengan sedikit harapan, berpikir positif dan serahkan semuanya kepada Alloh, akhirnya kuhampiri tukang tambal ban yang sedang asyik membaca koran lengkap dengan kopi dan rokok di jarinya.
Motor kuparkir, helm kulepas dan kudekati tukang tambalnya.
Tiba-tiba ada suara terdengar, 
“Agak kesini parkirnya.” kilah tukang tambal.
“Ya pak sebentar…tapi pak…..” jawab aku dengan ragu untuk memintanya menambal ban motorku dengan tidak membayar.
“Sudah kesini saja dulu…”kilah tukang tambal.
“Tapi pak…. eeemm dompetku ketinggalan.” jawab aku sedikit memelas.
“Hmm ya udah bapak cek dulu bannya…”jawab tukang tambal sambil tersenyum.
“Tapi pak… aku tidak punya uang samasekali.” aku perjelas lagi perkataanku.
“Eh si adik gimana sih bapak bantu tidak mau?!…” jawab si tukang.
“Benar pak, alhamdulillah terima kasih.” jawabku sedikit lega sebentar-sebentar aku melihat jam….
“ Aduh sudah jam 06.15 gimana ini,,, mati aku bisa telat dan tidak bisa ikut ujian” kataku dalam hati….
“Ya Alloh memang seperti inikah jalanku?!....” sambil merenungi…
Tiba-tiba si bapak nyeletuk, 
“Kenapa dek dari tadi melihat jam saja,,, kamu hari ini mau UN yaa? Takut telat yaa?” ternyata si bapak dari tadi memperhatikan aku…
“Ya Pak…” jawabku dalam hati (tapi kok bapak tau yaa.)
“Kenapa kamu bingung yaa,,, tenang aja bapak bukan dukun kok hehee soalnya anak bapak juga hari ini mau berangkat ke sekolah katanya mau UN….” jawab si bapak.
Aku jadi malu,,, jarum jam terus berputar dan semakin cemas saja kemudian kulihat motorku belum juga selesai…
Tiba-tiba ada yang datang menghampiri si bapak dengan motor mio yang terlihat usang dan berkata, 
“Pak aku mau berangkat dulu yaa,,, Assalamualaikum!” ternyata putri si bapak hendak berangkat.
“Walaikumsalam…”jawab si bapak… 
“Nak tunggu dulu,,, sebentar… ini ada anak teman bapak yang mau ikut kamu.” tambah si bapak.
Dalam hatiku “Wah maksud bapak apa neh, aku jadi bingung… “
Ternyata si bapak minta tolong anaknya mengatarku sampai ke sekolah…
“Ya Allah maha besar kau mudahkan jalan hambaMU ini melalui bapak Tatang, terima kasih Allah…” terus kubersyukur… 
“Pak terima kasih,ku takkan melupakan semua kebaikan bapak yang telah tanpa pamrih.”
“Jangan sungkan dek, asal kamu tahu…uang yang bapak dapat hari ini tidak sebanding dengan masa depanmu…” jawab si bapak.
Semakin saja kuterharu dan tidak bisa berkata-kata lagi karena ketulusannya.
Akhirnya aku dan ana berangkat bersama, 
“Assalamualaikum…. “ sambil mencium tangan bapak.
“Walaikumsalam,,, hati-hati yaaa!” jawab bapak dengan tersenyum….

Ternyata Alloh ngasih jalan kepada hambaNYA yang senantiasa sabar dan berdoa serta menyerahkan semua urusan kepadaNYA, dan bukan suatu kebetulan ternyata putrinya Ana satu sekolahan denganku. Alhamdulillah aku sampai disekolah kurang 2 menit dari jam masuk,,, dengan beribu rasa terima kasih dan terharu kepada bapak dan putrinya karenanya aku bisa mengikuti UN.
Dan akhirnya aku lulus dengan nilai yang memuaskan…
Hingga sekarang aku masih menyimpan kisah ini dan menjadi motivasi tersendiri buatku serta menjadi hari itu momen yang terpenting dalam hidupku yang membuatku paham: 
TUHAN tidak pernah tidur dan selalu menjaga hambaNYA yang mau berserah kepadaNYA….

Wassalam.

Note : Kupersembahkan kisah ini untuk bapak Tatang dan putrinya Ana…Semoga diberikan rahmat yang berlimpah di dunia dan akherat… Amin.

2 comments:

Dizta said...

Cerita yang bagus bro.. thank bwt ceritanya,,

secangkir teh dan sekerat roti said...

inspiratif...!

Post a Comment

 
 

© Bluberry Template Copyright 2010

Admin by Jalan Terang