Monday, April 5, 2010

Supir taksi ...

Seorang supir taksi sebut saja pak Dullah, sudah 15 tahun bekerja menghidupi keluarganya, pak Dullah seorang yang taat beribadah, meskipun gajinya pas-pasan tapi dengan ikhlas dia menjalankan tugasnya. Ditempatnya bekerja beliau terkenal orang yang sangat jujur dan melayani serta segala masalah dia tangani dengan meminta petunjuk kepada Allah. Dia punya cita-cita dalam hidupnya menjalankan rukun Islam yang ke-5 berangkat ke tanah suci menjalankan ibadah haji, tapi dengan gajinya yang pas-pasan hal tersebut tidak mungkin baginya tapi dia terus saja berharap menggapai cita-citanya itu. Sampai suatu ketika di pagi yang cerah dia membawa penumpang penampilan seperti karyawan kantoran pada umumnya membawa tas dan memakai jas. Dengan asyiknya mereka mengobrol sampai terlihat seperti sahabat yang baru bertemu setelah lama berpisah.

Sampai-sampai pak Dullah lupa menanyakan namanya, akhirnya pak Dullah pun bertanya “Pak dari tadi kita ngobrol gak tau nama bapak” (pak Dullah seperti orang kebigungan).

Penumpangnya itu tersenyum dan menjawab “Iya ya saya sampe lupa perkenalkan diri, nama saya Rahmat” sambil sesekali melihat keluar jendela.

Pak Dullah melihat pak Rahmat sedikit gelisah “Pak Rahmat takut telat y?”

“Betul pak… bisa cepat sedikit pak?” jawab pak Rahmat sesekali sambil melihat jam tangannya.

“Baik pak … “ jawabnya pak Dullah.

Hingga akhirnya tiba juga di Kantor tempatnya pak Rahmat bekerja. Karena terburu-burunya pak Rahmat sampai-sampai tas yang dibawa pun tertinggal.

Pak Dullah pun menyadarinya setelah dia melihat ke bangku belakang, akhirnya tas itupun dibawanya.

“Astagfirullah…” sambil terkaget-kaget setelah melihat isi tasnya.

Ternyata isinya uang pecahan 100 rb yang jumlahnya lebih dari cukup untuk ongkos naik haji, dicari-carinya lagi di dalam tas tsb mungkin saja ada kartu nama atau apa yang bisa menjadi petunjuk untuknya.

Hingga malam pak Dullah tidak bisa memejamkan matanya karena memikirkan tas tsb, kemudian dia menuju ke kamar mandir diambilnya wudhu trus di kenakannya sarung dan peci, diapun mendirikan sholat.
Dalam doanya “Ya Allah berikanlah hambaMu ini petunjuk, apa maksud dibalik semua ini? Apa ini cobaan untukku ya Allah… Tunjukan jalanMu agar diriku tak hina dihadapanMu… Amin ya robb” kemudian kedua tangannya mengusap mukanya….

Pak Dullah pun bergegas kembali ke tempat tidurnya sambil melihat langit-langit kamarnya hingga akhirnya beliau tertidur dan pagipun tiba.

Seperti biasa pak Dullah segera berangkat narik lagi dengan tas milik pak Rahmat ditangannya… akhirnya dia bergegas ke tempat dimana pak Rahmat kemarin diturunkannya… sejam sudah dia menunggu… sesekali dia bertanya kepada orang lain yang kebetulan lewat didepannya ”Pak, Bu kenal pak Rahmat?” katanya sambil mengusap keringat di dahinya.

Orang tersebutpun menjawab “Yang namanya Pak Rahmat itu banyak Rahmat siapa?” katanya dengan sedikit bingung malah bertanya balik ke pak Dullah…..
Akhirnya didepan pak Dullah berhenti sebuah taksi dan turunlah penumpang tersebut.

“Alhamdulillah, Pak Rahmat akhirnya ketemu juga disini” dengan senangnya pak Dullah menyapa pak Rahmat.

“O ya pak, apa kabar?” pak rahmat menjawab sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Pak Dullah pun menyambut dengan senang hati sambil mengatakan ”Alhamdulillah baik….” katanya sambil tersenyum.

“Baguslah, bapak menunggu saya disini?” tanya pak Rahmat yang terlihat bingung.

“Betul pak, ini pak tasnya ketinggalan waktu bapak naik taksi saya” jawab pak Dullah sambil menyerahkan tas yang dipegangnya.

“Alhamdulillah, terima kasih pak Dullah…” katanya pak Rahmat dengan senangnya (dalam hati berbicara ternyata uang itu memang masih rejekinya dan betapa mulianya hati pak Dullah yg bersusah payah untuk mengembailkan sesuatu yg bukan menjadi haknya,, Subhanallah… ).

“Pak kok tidak dilihat dulu isi tasnya?” tanya pak Dullah sambil kebingungan.
“Tidak perlu pak saya percaya pak Dullah kok” jawab pak Rahmat sambil senyum.
“Bapak sudah 15 tahun kan bekerja jadi supir?” tanya pak Rahmat.
“Apa keinginan bapak yang paling besar?” tanyanya lagi.
“Selama 15 tahun ini saya menabung untuk ongkos naik haji tapi sampai saat ini masih sedikit yang terkumpul. Bapak tau sendiri kan gaji saya berapa jadi supir taksi” jawab pak Dullah sambil menghela nafas sedikit pesimis.
“O begitu, ya udah pak Dullah.. bapak saya ajak kesana bersama saya gimana?” tanya pak Rahmat sambil memegang bahunya.
“Alhamdulillah, bener pak?” pak Dullah terlihat senang.
“Ya bener lah…. Semoga Allah SWT merestui kita” jawab pak Rahmat dengan nada menyakinkan.
“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Allah maha pemurah, melalui pak Rahmat kau berikan jawaban atas semua doa-doa yang sudah kupanjatkan” pak Dullah sambil meneteskan air mata haru lalu langsung sujud syukur …

Betapa Allah memberikan kemudahan bagi siapa saja yang mau dekat denganNYA dan menyerahkan segala urusan kepadaNYA, sesuatu yang mustahil bagi kita manusia tapi bagi Allah tiada yang mustahil….

Renungan :

Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas’ud)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.(Khalifah ‘Ali)

0 comments:

Post a Comment

 
 

© Bluberry Template Copyright 2010

Admin by Jalan Terang